Langsung ke konten utama

Sekali Saja Bicara (Poetry)

Sosokmu yang telah hilang kini kembali
Meski hanya bayangmu namun rasa masih kumiliki
Aku tak pernah tahu mengapa anganku hanya tentangmu lagi dan lagi
Meski pada kenyataannya kamu sudahlah lama pergi

Tolong sekali ini saja
Ajari aku seperti kamu yang dengan mudah mengacuhkanku seperti sedia kala
Jelaskan padaku cara melupakan yang paling sempurna
Hingga aku tak lagi terhantui oleh sosokmu yang manis tertawa

Aku ingin jujur, meski tak berarti apapun ketika kalimat ini kau baca
Hingga kini rasaku masih tetap sama
Hatiku masihlah hati yang tidak bosan menyimpan namamu saja
Meski aku pernah sesekali sadar bahwa cintamu hanyalah fatamorgana
Namun seakan tak melihat apapun aku tetap berdiri disamping rasaku yang mungkin tak menua

Masih kuingat jelas ketika sapamu riang gembira
Masih terlihat jelas bagaimana gelakmu kala tertawa
Masih tertawan indah hal-hal kecil yang kamu lakukan ketika bersama hingga membuatku sangat bahagia
Semua terekam jelas bagai kaset rusak yang berputar semaunya

Banyak yang membodohkan keteguhanku mencintaimu
Namun seakan tuli aku tetap mempertahankan rasaku
Banyak pula yang lelah mendengar ceritaku tentangmu
Namun seakan buta aku tetap meneruskan kisahku yang sakitnya hingga ke ulu

Kemana batas kesabaranku pergi?
Aku ingin batas kesabaranku disini menghalangiku yang tak mau berhenti
Aku seakan melupakan fakta bahwa kamu sudah mempunyai dia
Jika ditanya bagaimana sakitnya?
Aku tak akan menjawab karena jawabannya hanya akan menambah luka lara

Lalu satu hal yang membuatku resah
Berkali-kali sakit yang kudapati tapi mengapa rasa hati ini belumlah lelah?
Bukan tak lagi wajar mencintai sampai seperti ini berlari tak tentu arah
Semacam berjalan diatas duri namun tak ada sama sekali rasa gundah

Bukan, aku bukan menyalahkanmu yang memilih mengacuhkanku
Karena kamupun tak pernah mengerti perihal rasaku
Sungguh bertahan sejauh ini dengan beban sama sekali bukan keinginanku
Namun aku akan sangat salah jika menunjukkannya padamu yang sudah berratu

Akupun tak pernah menyesal telah mengenalmu
Karena bagiku mencintaimu bukanlah kesalahan kisahku
Karena kini merindukanmu adalah kesibukanku yang belum jua berlalu
Karena pernah mencoretkan namamu dalam lembar hidupku sudah cukup melengkapi ceritaku

Biarkanlah saja rasaku mengalir seperti ini
Biarkan dia berjalan sesuai alurnya kembali
Kini aku tak berani berharap lebih selain mengalah dan melukai kembali hati
Aku tak akan berbincang lagi setelah hari ini
Karena keputusanku adalah diam tak akan berkata untuk yang kedua kali
Cukup sekali saja kamu mengetahui fakta tentang hati yang teriris belati
Selanjutnya biarkan hati sendiri yang menata rapi, jika dia tak lelah dan memilih pergi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERIMA KASIH AYAH

Ayah. Aku mengawali kalimat dengan topic yang aku bahagia ketiku menyebutnya tetapi sakit ketika menjabarkannya. Aku minta maaf ayah sudah meletakkan luka dalam gelar hebatmu. Aku minta maaf telah mengguyur air mata pada nama besarmu. Aku minta maaf ayah. Putrimu ini adalah seorang pengharap yah. Ya, sebelum ini putrimu sangat berharap besar kepadamu. Tentang keindahan kasih, ketulusan rasa dan kekuatan ikatan. Tetapi ternyata kau baik sekali ayah. Kau mengingatkanku kepada Allah, Tuhanku. Bahwa Allah tidak suka hambanya berharap kepada selain-Nya. Maka terima kasih ayah, engkau sudah menunjukkan hal besar yang aku lupakan. Kau tetaplah ayahku, doa yang setiap saat melangit agar ragamu selalu dalam keadaan baik-baik saja. Meski dengan menyebutmu lukaku semakin merah berdarah, tetapi aku mencintaimu. Aku tetap mencintaimu. Jikapun ceritanya bukan seperti anggapanku selama ini, aku ikhlas ayah. Sekali lagi, kau mengajarkan keikhlasan yang begitu besar didalam jiwa putrimu ini. Kau meniti...

Bukankah Seimbang?

Sebagai gantinya, akan kusabarkan menunggumu yang entah bagaimana akhirnya. Sebelum ketetapan-Nya menjawab teka-teki perjalananmu, akan kupertahankan kesetiaanku. Kembalilah ke tempat dimana terakhir kali kamu memutuskan untuk melepaskanku jika terjadi sesuatu, aku akan tetap berdiri disana, selama Ridhallahu bersamaku. Bukan, aku bukan berharap yang tidak baik atas dirimu, aku hanya berusaha menebus kebodohanku yang telah lalu, karena tidak ada yang bisa menetapkan hati seorang manusia kecuali Allah Sang Pembolak Balik Hati. Pun jangan salah faham terhadapku, aku sama sekali tidak mendo'akan agar jalanmu berbatu, aku tetap menyelipkan doa untuk kebahagiaanmu disela-sela harapanku untuk keluargaku dan untukku sendiri. Sebagai manusia, aku hanya ingin berjaga-jaga jika ketentuan-Nya tidak selurus yang kamu dan semua orang harapkan termasuk aku. Karena kita hanyalah manusia biasa yang tidak pernah tahu bagaimana skenario-Nya bahkan rencana-Nya. Katakanlah aku seorang keras kepala, me...

INI UNTUKMU AYAH

Assalamu’alaikum Hai, salam kenal aku Salsa. Tulisan ini dibuat pada hari Selasa, 29 Juni 2021 tepatnya pukul 00.37 dini hari. Aku ingin sedikit bercerita tentang sosok hero terhebat yang pastinya sudah membuatku jatuh cinta sejak pertama kali indera penglihatanku menyapa alam. Mungkin dulu dialah sosok yang pertama kali tersenyum haru, bangga dan bahagia menyambut tangisanku yang nakal. Kalian tahu? Mungkin dulu Salsa kecil memanggil-manggil kedua malaikat yang akan selalu melindungi dan menyayanginya selama dia hidup, berupa tangisan yang memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya. Mengikarkan janji bahwa Salsa akan selalu menyayangi kedua malaikatnya selama dia pun masih hidup. Mungkin dulu sosok tangan kekar penuh keringat yang selalu menggendong dengan bangga putri kecilnya, lalu malaikat bermata teduh dan bermandikan peluh mencium lembut seraya berbisik “selamat dating nak, ini keluargamu, tempatmu pulang. Ayah dan Ibu akan selalu menjagamu”. Mereka selalu memberikan kasih sa...