Sosokmu yang telah hilang kini kembali
Meski hanya bayangmu namun rasa masih kumiliki
Aku tak pernah tahu mengapa anganku hanya tentangmu lagi dan lagi
Meski pada kenyataannya kamu sudahlah lama pergi
Tolong sekali ini saja
Ajari aku seperti kamu yang dengan mudah mengacuhkanku seperti sedia kala
Jelaskan padaku cara melupakan yang paling sempurna
Hingga aku tak lagi terhantui oleh sosokmu yang manis tertawa
Aku ingin jujur, meski tak berarti apapun ketika kalimat ini kau baca
Hingga kini rasaku masih tetap sama
Hatiku masihlah hati yang tidak bosan menyimpan namamu saja
Meski aku pernah sesekali sadar bahwa cintamu hanyalah fatamorgana
Namun seakan tak melihat apapun aku tetap berdiri disamping rasaku yang mungkin tak menua
Masih kuingat jelas ketika sapamu riang gembira
Masih terlihat jelas bagaimana gelakmu kala tertawa
Masih tertawan indah hal-hal kecil yang kamu lakukan ketika bersama hingga membuatku sangat bahagia
Semua terekam jelas bagai kaset rusak yang berputar semaunya
Banyak yang membodohkan keteguhanku mencintaimu
Namun seakan tuli aku tetap mempertahankan rasaku
Banyak pula yang lelah mendengar ceritaku tentangmu
Namun seakan buta aku tetap meneruskan kisahku yang sakitnya hingga ke ulu
Kemana batas kesabaranku pergi?
Aku ingin batas kesabaranku disini menghalangiku yang tak mau berhenti
Aku seakan melupakan fakta bahwa kamu sudah mempunyai dia
Jika ditanya bagaimana sakitnya?
Aku tak akan menjawab karena jawabannya hanya akan menambah luka lara
Lalu satu hal yang membuatku resah
Berkali-kali sakit yang kudapati tapi mengapa rasa hati ini belumlah lelah?
Bukan tak lagi wajar mencintai sampai seperti ini berlari tak tentu arah
Semacam berjalan diatas duri namun tak ada sama sekali rasa gundah
Bukan, aku bukan menyalahkanmu yang memilih mengacuhkanku
Karena kamupun tak pernah mengerti perihal rasaku
Sungguh bertahan sejauh ini dengan beban sama sekali bukan keinginanku
Namun aku akan sangat salah jika menunjukkannya padamu yang sudah berratu
Akupun tak pernah menyesal telah mengenalmu
Karena bagiku mencintaimu bukanlah kesalahan kisahku
Karena kini merindukanmu adalah kesibukanku yang belum jua berlalu
Karena pernah mencoretkan namamu dalam lembar hidupku sudah cukup melengkapi ceritaku
Biarkanlah saja rasaku mengalir seperti ini
Biarkan dia berjalan sesuai alurnya kembali
Kini aku tak berani berharap lebih selain mengalah dan melukai kembali hati
Aku tak akan berbincang lagi setelah hari ini
Karena keputusanku adalah diam tak akan berkata untuk yang kedua kali
Cukup sekali saja kamu mengetahui fakta tentang hati yang teriris belati
Selanjutnya biarkan hati sendiri yang menata rapi, jika dia tak lelah dan memilih pergi
Meski hanya bayangmu namun rasa masih kumiliki
Aku tak pernah tahu mengapa anganku hanya tentangmu lagi dan lagi
Meski pada kenyataannya kamu sudahlah lama pergi
Tolong sekali ini saja
Ajari aku seperti kamu yang dengan mudah mengacuhkanku seperti sedia kala
Jelaskan padaku cara melupakan yang paling sempurna
Hingga aku tak lagi terhantui oleh sosokmu yang manis tertawa
Aku ingin jujur, meski tak berarti apapun ketika kalimat ini kau baca
Hingga kini rasaku masih tetap sama
Hatiku masihlah hati yang tidak bosan menyimpan namamu saja
Meski aku pernah sesekali sadar bahwa cintamu hanyalah fatamorgana
Namun seakan tak melihat apapun aku tetap berdiri disamping rasaku yang mungkin tak menua
Masih kuingat jelas ketika sapamu riang gembira
Masih terlihat jelas bagaimana gelakmu kala tertawa
Masih tertawan indah hal-hal kecil yang kamu lakukan ketika bersama hingga membuatku sangat bahagia
Semua terekam jelas bagai kaset rusak yang berputar semaunya
Banyak yang membodohkan keteguhanku mencintaimu
Namun seakan tuli aku tetap mempertahankan rasaku
Banyak pula yang lelah mendengar ceritaku tentangmu
Namun seakan buta aku tetap meneruskan kisahku yang sakitnya hingga ke ulu
Kemana batas kesabaranku pergi?
Aku ingin batas kesabaranku disini menghalangiku yang tak mau berhenti
Aku seakan melupakan fakta bahwa kamu sudah mempunyai dia
Jika ditanya bagaimana sakitnya?
Aku tak akan menjawab karena jawabannya hanya akan menambah luka lara
Lalu satu hal yang membuatku resah
Berkali-kali sakit yang kudapati tapi mengapa rasa hati ini belumlah lelah?
Bukan tak lagi wajar mencintai sampai seperti ini berlari tak tentu arah
Semacam berjalan diatas duri namun tak ada sama sekali rasa gundah
Bukan, aku bukan menyalahkanmu yang memilih mengacuhkanku
Karena kamupun tak pernah mengerti perihal rasaku
Sungguh bertahan sejauh ini dengan beban sama sekali bukan keinginanku
Namun aku akan sangat salah jika menunjukkannya padamu yang sudah berratu
Akupun tak pernah menyesal telah mengenalmu
Karena bagiku mencintaimu bukanlah kesalahan kisahku
Karena kini merindukanmu adalah kesibukanku yang belum jua berlalu
Karena pernah mencoretkan namamu dalam lembar hidupku sudah cukup melengkapi ceritaku
Biarkanlah saja rasaku mengalir seperti ini
Biarkan dia berjalan sesuai alurnya kembali
Kini aku tak berani berharap lebih selain mengalah dan melukai kembali hati
Aku tak akan berbincang lagi setelah hari ini
Karena keputusanku adalah diam tak akan berkata untuk yang kedua kali
Cukup sekali saja kamu mengetahui fakta tentang hati yang teriris belati
Selanjutnya biarkan hati sendiri yang menata rapi, jika dia tak lelah dan memilih pergi
Komentar
Posting Komentar