Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Move Up Beeee

Sudah tidak seharusnya ada benci diantara cerita yang pernah terkisah. Kita bukan lagi bocah 7 tahun yang membenci temannya ketika mainannya direbut, atau membenci temannya ketika teman mainnya direbut. Kita sudah setengah jalan melewati bebatuan yang tersusun bernama kehidupan. Kali ini aku bukan membahas tentang hidup lagi, tetapi masa lampau. Masa yang sudah terlewati bahkan ada yang sudah tidak lagi ada dalam memori. Entah karena ada yang buruk atau memang tipe yang tidak suka mengenang hingga dengan ringan bisa begitu saja hilang dari ingatkan, masa lalu tidaklah seburuk itu. Dilupakan atau dipaksa terlupakan. Tidak akan ada jalan menuju hari ini kecuali jembatan yang disusun oleh kepingan kenangan masa lalu. Mungkin banyak air mata sehingga ketika sudah bahagia dengan otomatis dia tidak lagi menjadi topik utama. Mungkin ada sakit sehingga ketika sudah menemukan obatnya maka tidak ada antisipasi dengan pengalaman yang pernah dialami. Perlu kita ketahui bahwa masa yang benar-benar ...

This is The Moment

Sudah saatnya aku keluar, sudah waktunya aku melupakan. Sudah seharusnya memang beginilah arah takdirnya. Tidak selamanya yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Aku sungguh sangat membenarkan kalimat tersebut. Meski hatiku masih bersangsi, namun sebenarnya sudah pasti dirinya yang aku ingini. Lalu kini Tuhan menunjukkan jawabannya. Bukan iya tetapi tidak. Bersamaku dia selalu terluka, maka sudah saatnya dia bahagia. Tidak dengan cintanya yang lama, tapi dengan lembaran baru kisahnya. Aku pun sadar perbedaan mendasar antara aku dengannya, yang hampir mungkin tidak bisa untuk bersatu, bersama. Sifat yang bertolak belakang, kebiasaan yang bahkan tidak ada sedikitpun kesamaan. Maka sebenarnya penuh perbedaan ditengah kita, eh? Ditengah aku dan dia. Dulu aku memaksakan untuk bersama, kupaksa melakukan apa yang dia lakukan, menyukai apa yang dia sukai, pura-pura memang itulah yang ingin aku lakukan meski bukan dari hati. Semuanya terasa berbeda, mengganjal. Seharusnya aku bisa menjadi diriku...

Nama yang Paling Rahasia

Bumi sudah berputar berkali-kali, Bulan sudah melewati ribuan malam, matahari sudah tenggelam terbit tak terhitung, maka sudah saatnya menjalani hari dengan biasa. Jika sebelumnya kita pernah sakit karena cinta, maka hari ini harus sudah bisa menerima. Jika sebelumnya kita terlalu mencintai hingga tak mungkin kita bisa melupakan bahkan sampai hari ini, maka inilah saatnya move dari segala yang terasa berat dan mustahil. Tidak ada yang bisa melakukannya kecuali diri kita sendiri. Semuanya berawal dari kita. Maka jika kita terlalu mencintai, salahkan saja diri kita sendiri mengapa dengan mudah percaya dan menjatuhkan hati kepada sosok yang belum pasti adalah tulang rusuk kita. Maka jika kita tidak bisa menghilangkan sebuah nama dari kalbu pun salahkan saja diri kita sendiri yang tidak mau menghapusnya. Sesederhana itu aku bicara? Sesungguhnya itu bukan kalimat sederhana. Kalian mungkin akan berfikir bahwa enteng sekali aku menulis semua itu tanpa tahu bagaimana perasaan kalian sebenarnya...

6 yang ke Selasa

Pada kesekian aku menjadi ratu, tiada yang lebih menggetarkan dari 6 ke Selasa kali ini. Seakan tertampar oleh kenyataan bahwa mereka masih ada didekatku, mendekapku, membisikkan kalimat-kalimat yang teralun merdu. Sebanyak apapun aku merangkai kalimat demi kalimat paragraf demi paragraf dan lembar demi lembar, tetap tidak ada ilustrasi yang mampu melukiskan keindahan selaksa senja ini. Bayang-bayang yang pernah terlintas sebelumnya lenyap entah kemana aku tak ingin mencarinya. aku sudah cukup bahagia dengan banyak bunga yang ternyata setia menungguiku. Aku tidak ingin mengibaratkan mereka dengan bunga yang kapanpun bisa layu, aku akan menyebut mereka dengan udara yang akan selalu menjadi kebutuhanku. Udara yang baru kali ini kusadari selalu membuatku hidup, udara yang selama ini membawa tawa dalam redupku. Syukurku serta merta melangit dalam sepersekian detik tentang udaraku yang tidak pernah hilang meski transparan akan netra. Maafkan aku yang selama ini tidak menyadari akan hadirmu....