Langsung ke konten utama

Dari Pilihan Terbaik:)

Selanjutnya aku hanya ingin tabah pada rinduku yang entah bagaimana ujungnya. Bahkan aku sendiri pun tidak mengerti kemana rindu ini akan bermuara. Aku rindu memandangmu dengan mencuri. Aku rindu kamu yang memandangku dengan terang tidak seperti aku. Sebenarnya aku rindu semua itu. Sebenarnya aku tidak ingin lekas mengakhirkan jalan yang sudah beberapa langkah aku kesana. Tetapi prinsipku, segala keinginan dan impianku tiba-tiba bersangsi oleh dirimu. Bisakah semuanya membaik dan berjalan seperti ekspektasi jika genggamanmu aku perkuat? Bisakah segala harap yang dari sekian lama terencana tetap akan berjalan dengan adanya kamu disisiku? Aku masih bimbang dengan dirimu, aku masih bimbang dengan kita yang sangat berbeda. Impian dan segala kenyataan yang ada pada dirimu adalah perbandingan yang tidak setara. Bukan aku tidak mempercayai perjuangan serta segala usaha keringatmu. Aku sangat bersyukur bisa mengenal segala perjuanganmu itu. Tetapi akankah semuanya berakhir pada yang aku harapkan selama ini? Aku masih begitu takut membayangkan bagaimana akhir yang akan aku dapatkan. Kadang, aku yakin bahwa Allahku adalah Maha Segalanya yang bisa mengubah diri manusia selagi dia mau berusaha. Tetapi apakah itu pun berlaku dengan sifat dan karakter seseorang? Sungguh kebimbanganku membuat kakiku kelu untuk sekedar selangkah saja menujumu. Pun lidahku kelu mengutarakan apa yang sedang terjadi dengan hatiku. Aku takut kamu terluka. Aku takut jika aku berkata, maka akan ada kecewa. Aku takut jika kamu menganggap bahwa perjuanganmu adalah sia-sia. Pun aku takut jika suatu saat nanti aku menemukan kebencianku dalam diriku, aku takut tidak bisa menerima segala kekuranganmu, aku takut jika aku terlanjur mencintaimu tetapi ternyata aku terlambat menjadikanmu sosok yang sangat aku inginkan. Aku takut dengan segala sesuatu itu. Dan ketakutan terbesarku adalah, ketika nanti aku tidak yakin dengan segala perjuanganmu dan Kuasa Allah:'(

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERIMA KASIH AYAH

Ayah. Aku mengawali kalimat dengan topic yang aku bahagia ketiku menyebutnya tetapi sakit ketika menjabarkannya. Aku minta maaf ayah sudah meletakkan luka dalam gelar hebatmu. Aku minta maaf telah mengguyur air mata pada nama besarmu. Aku minta maaf ayah. Putrimu ini adalah seorang pengharap yah. Ya, sebelum ini putrimu sangat berharap besar kepadamu. Tentang keindahan kasih, ketulusan rasa dan kekuatan ikatan. Tetapi ternyata kau baik sekali ayah. Kau mengingatkanku kepada Allah, Tuhanku. Bahwa Allah tidak suka hambanya berharap kepada selain-Nya. Maka terima kasih ayah, engkau sudah menunjukkan hal besar yang aku lupakan. Kau tetaplah ayahku, doa yang setiap saat melangit agar ragamu selalu dalam keadaan baik-baik saja. Meski dengan menyebutmu lukaku semakin merah berdarah, tetapi aku mencintaimu. Aku tetap mencintaimu. Jikapun ceritanya bukan seperti anggapanku selama ini, aku ikhlas ayah. Sekali lagi, kau mengajarkan keikhlasan yang begitu besar didalam jiwa putrimu ini. Kau meniti...

Bukankah Seimbang?

Sebagai gantinya, akan kusabarkan menunggumu yang entah bagaimana akhirnya. Sebelum ketetapan-Nya menjawab teka-teki perjalananmu, akan kupertahankan kesetiaanku. Kembalilah ke tempat dimana terakhir kali kamu memutuskan untuk melepaskanku jika terjadi sesuatu, aku akan tetap berdiri disana, selama Ridhallahu bersamaku. Bukan, aku bukan berharap yang tidak baik atas dirimu, aku hanya berusaha menebus kebodohanku yang telah lalu, karena tidak ada yang bisa menetapkan hati seorang manusia kecuali Allah Sang Pembolak Balik Hati. Pun jangan salah faham terhadapku, aku sama sekali tidak mendo'akan agar jalanmu berbatu, aku tetap menyelipkan doa untuk kebahagiaanmu disela-sela harapanku untuk keluargaku dan untukku sendiri. Sebagai manusia, aku hanya ingin berjaga-jaga jika ketentuan-Nya tidak selurus yang kamu dan semua orang harapkan termasuk aku. Karena kita hanyalah manusia biasa yang tidak pernah tahu bagaimana skenario-Nya bahkan rencana-Nya. Katakanlah aku seorang keras kepala, me...

INI UNTUKMU AYAH

Assalamu’alaikum Hai, salam kenal aku Salsa. Tulisan ini dibuat pada hari Selasa, 29 Juni 2021 tepatnya pukul 00.37 dini hari. Aku ingin sedikit bercerita tentang sosok hero terhebat yang pastinya sudah membuatku jatuh cinta sejak pertama kali indera penglihatanku menyapa alam. Mungkin dulu dialah sosok yang pertama kali tersenyum haru, bangga dan bahagia menyambut tangisanku yang nakal. Kalian tahu? Mungkin dulu Salsa kecil memanggil-manggil kedua malaikat yang akan selalu melindungi dan menyayanginya selama dia hidup, berupa tangisan yang memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya. Mengikarkan janji bahwa Salsa akan selalu menyayangi kedua malaikatnya selama dia pun masih hidup. Mungkin dulu sosok tangan kekar penuh keringat yang selalu menggendong dengan bangga putri kecilnya, lalu malaikat bermata teduh dan bermandikan peluh mencium lembut seraya berbisik “selamat dating nak, ini keluargamu, tempatmu pulang. Ayah dan Ibu akan selalu menjagamu”. Mereka selalu memberikan kasih sa...