Langsung ke konten utama

Postingan

LITERATURE REVIEW TERAPI SEFT DAN PERUBAHAN DOMAIN SPIRITUAL PASIEN HT - SALASANTI NA (202006020019)

Nama : Salasanti Nur Agustin NIM : 202006020019 Prodi : PSIK 3 Mata Kuliah : Sistem Informasi Keperawatan LITERATURE REVIEW “PERUBAHAN PERSEPSI DAN DOMAIN SPIRITUAL TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI AKIBAT PEMBERIAN SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT)” Keywords: YANG, DAN, SPIRITUAL, HIPERTENSI, SEFT, DALAM, PADA, ASPEK, DARAH, KEPERAWATAN Digest: One of the spiritual interventions and complementary therapies for the patient of hypertension was Spiritual Emotional Freedom Technique ( SEFT). The independent variabel was Spiritual Emotional Freedom Technique ( SEFT) Islamic care, and the dependent variabel was blood pressure. Keywords: perception, spiritual domain, SEFT Islamic, blood pressure PENDAHULUAN Keperawatan memandang manusia merupakan makhluk yang unik dan kompleks yang terdiri atas berbagai dimensi. Dimensi yang komprehensif pada manusia itu meliputi dimensi biologis (fisik), psikologis, sosial, kultural dan spiritual (Govier, 2000). Dalam kata lain,...
Postingan terbaru

Untuk Pejuang Tenang

Layaknya karang yang selalu diterpa ombak. Dari ombak kecil bahkan badai hingga amukan laut yang semula tenang. Seperti itulah perumpamaan raga manusia. Dia bisa rapuh, dia bisa hancur, dia bisa kehilangan asanya. Ketika seluruh dunia berlomba-lomba menjadi yang terkuat untuk menyakitinya. Manusia bukan karang yang meskipun dia sudah hancur tetapi tetap mampu menjadi karang yang sama setelahnya. Tidak apa-apa menyerah sebentar, tidak apa-apa ingin berhenti sebentar, manusiawi. Manusia punya rasa lelah yang amat sangat hingga mampu memporak porandakan tujuan hidupya. Mampu melupakan penciptanya dan mampu merajut fikiran bahwa mati adalah yang terbaik daripada hidupnya. Tertekan, tersiksa, terhimpit didalam batin lebih menyakitkan daripada sakit fisik yang mampu menghilangkan kesadaran manusia. Karena batin yang terlalu lelah disabit parang, bukan hanya mampu menghilangkan kedasaran, tetapi juga mampu menghilangkan nyawa. Bahkan oleh orang-orang yang ternyata adalah orang yang disayangi,...

INI UNTUKMU AYAH

Assalamu’alaikum Hai, salam kenal aku Salsa. Tulisan ini dibuat pada hari Selasa, 29 Juni 2021 tepatnya pukul 00.37 dini hari. Aku ingin sedikit bercerita tentang sosok hero terhebat yang pastinya sudah membuatku jatuh cinta sejak pertama kali indera penglihatanku menyapa alam. Mungkin dulu dialah sosok yang pertama kali tersenyum haru, bangga dan bahagia menyambut tangisanku yang nakal. Kalian tahu? Mungkin dulu Salsa kecil memanggil-manggil kedua malaikat yang akan selalu melindungi dan menyayanginya selama dia hidup, berupa tangisan yang memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya. Mengikarkan janji bahwa Salsa akan selalu menyayangi kedua malaikatnya selama dia pun masih hidup. Mungkin dulu sosok tangan kekar penuh keringat yang selalu menggendong dengan bangga putri kecilnya, lalu malaikat bermata teduh dan bermandikan peluh mencium lembut seraya berbisik “selamat dating nak, ini keluargamu, tempatmu pulang. Ayah dan Ibu akan selalu menjagamu”. Mereka selalu memberikan kasih sa...

TERIMA KASIH AYAH

Ayah. Aku mengawali kalimat dengan topic yang aku bahagia ketiku menyebutnya tetapi sakit ketika menjabarkannya. Aku minta maaf ayah sudah meletakkan luka dalam gelar hebatmu. Aku minta maaf telah mengguyur air mata pada nama besarmu. Aku minta maaf ayah. Putrimu ini adalah seorang pengharap yah. Ya, sebelum ini putrimu sangat berharap besar kepadamu. Tentang keindahan kasih, ketulusan rasa dan kekuatan ikatan. Tetapi ternyata kau baik sekali ayah. Kau mengingatkanku kepada Allah, Tuhanku. Bahwa Allah tidak suka hambanya berharap kepada selain-Nya. Maka terima kasih ayah, engkau sudah menunjukkan hal besar yang aku lupakan. Kau tetaplah ayahku, doa yang setiap saat melangit agar ragamu selalu dalam keadaan baik-baik saja. Meski dengan menyebutmu lukaku semakin merah berdarah, tetapi aku mencintaimu. Aku tetap mencintaimu. Jikapun ceritanya bukan seperti anggapanku selama ini, aku ikhlas ayah. Sekali lagi, kau mengajarkan keikhlasan yang begitu besar didalam jiwa putrimu ini. Kau meniti...

Untukmu Dan Untukku Yang Sendiri:)

Adakah kalian pernah semua terasa kosong? Semua terasa menjauh, menghilang dan meninggalkan? Adakah kalian menangis diam-diam? Atau berusaha mengemis perhatian? Pun bila seorang saja enggan memberikan? Lantas siapa yang berbicara? Pasti air mata, kan? Ketika pun keluarga terasa jauh dari pandang dan jangkauan, rindu malah semakin menggelegar. Ingat kala peluk nyaman nan hangat sudah pasti mengamankan dari bahaya, kala diri masih berada pada hangat kicau keluarga. Air mata dihapusnya, jeritan dipadamkannya, kegundahan diredakannya, serta ketakutan ditemaninya. Jika kalian pernah merasakan hal serupa, ayolah. Kalian tidak sendiri, sama sekali tidak. Aku bukanlah manusia yang tidak akan rapuh dalam kesendirian yang begitu mencekam, tetapi sesungguhnya banyak sekali alasan untuk sesuatu yang perlu dan harus kita lakukan. Tetapi memang sekali lagi kesunyian selalu bisa merusak seseorang. Menangis tidaklah salah, mengeluh bukanlah berdosa. Lakukan saja jika suatu hal itu mampu mengalihkan ke...

Really I Hope

Tidak ada yang lebih sia-sia melebihi bertahan dalam cinta yang egois. Ketika aku memilih melabuhkan hatiku pada dermaga itu, aku berfikir akan siap menerima segala yang memang harus kuterima. Aku tidak akan ragu dipersimpangan pun berdiri dengan gusar. Tetapi ternyata yang aku angankan adalah masa yang belum terlewatkan. Aku lupa bahwa aku adalah manusia biasa yang tidak tahu ada apa didepan sana. Aku terlalu yakin bahwa jalanku akan lurus tanpa kelokan. Bahkan hidup manusia yang sudah diatur oleh-Nya saja penuh batu dan tak jarang terjal, bagaimana aku seyakin ini bahkan sebelum aku berada ditengah jalan? Sungguh aku tidak tahu apa yang kufikirkan kala itu. Entah karena cintaku atau memang kekuatan yang ada pada sikapnya. Hingga tibalah aku pada keraguan. Keraguan yang sangat melelahkan. Aku sudah bertahan diatas duri-duri kecil meski tak jarang aku terluka karenanya. Tetapi semakin lama aku bertahan semakin tinggi duri-duri itu pun semakin tajam runcingnya. Aku lelah dengan luka taj...

So, How Then?

Kemarin, peluhku adalah tentang meyakinkan diriku bahwa akan ada bahagia setelah hati ini kubuka. Aku berusaha dengan sekuat tenaga untuk percaya bahwa sosokmu tidaklah mengecewakan lagi, aku berusaha menerima apa yang sebenarnya sangat aku benci, dan berusaha bersabar atas segala egois yang masih kamu miliki. Namun kini, peluhku adalah tentang menahan segala rasa agar jangan sampai bermetamorfosis sempurna. Susah payah aku meyakinkan diriku, dan susah payah dirimu menjatuhkan berdirinya kakiku. Ketika semangat aku membukakan pintu menerimamu, pun semangatnya dirimu menggores luka transparan yang hebatnya baru kusadari sekarang. Jangan pernah bertanya bagaimana rasanya. Tidak ada yang akan baik-baik saja dengan hati yang patah. Segala ucapan yang pernah kamu lontarkan bagai balon yang terbang setelah penuh terisi angin. Lalu dengan bodohnya aku tetap berharap bahwa suatu saat balon-balon yang beterbangan belum meletus oleh panasnya mentari. Tolonglah, tolong berjalanlah pada lintasanmu...

Please, I'll Save You

Aku mengerti bagaimana dirimu. Aku paham sebatu apa jalanmu. Dan aku lebih dari tahu gaya hidupmu. Disini aku berusaha untuk tidak mempedulikan semua itu. Aku berusaha memperbaiki jalanmu, melengkapi segala kekuranganmu, tersenyum menguatkanmu, dan segala hal tentang menerimamu. Aku sedang ingin memberikanmu ruang untukmu berjuang, aku sedang ingin memberikanmu pintu agar kau buka. Bukan aku tidak mau menyepadankan segala apa yang kamu usahakan, tetapi memang kaki sulit sekali untuk bertahan. Aku sama sekali tidak mengerti mengapa aku berada pada fase ini. Tidak juga sedikitpun terlintas bahwa sosokmulah yang datang memperjuangkan. Meski banyak alasan tentang ketidakmungkinan didalam kisah kita, tetapi aku yakin tentang definisi cinta. Bagaimana kuatnya sebuah kata menjalinkan ikatan tak terlepaskan, bagaimana kokohnya kaki berlari menembus asa yang hampir pergi. Aku yakin dengan segala kekuatan yang kita miliki, dunia akan lelah menghakimi. Saat ini aku hanya meminta satu hal kepadamu...

Dari Pilihan Terbaik:)

Selanjutnya aku hanya ingin tabah pada rinduku yang entah bagaimana ujungnya. Bahkan aku sendiri pun tidak mengerti kemana rindu ini akan bermuara. Aku rindu memandangmu dengan mencuri. Aku rindu kamu yang memandangku dengan terang tidak seperti aku. Sebenarnya aku rindu semua itu. Sebenarnya aku tidak ingin lekas mengakhirkan jalan yang sudah beberapa langkah aku kesana. Tetapi prinsipku, segala keinginan dan impianku tiba-tiba bersangsi oleh dirimu. Bisakah semuanya membaik dan berjalan seperti ekspektasi jika genggamanmu aku perkuat? Bisakah segala harap yang dari sekian lama terencana tetap akan berjalan dengan adanya kamu disisiku? Aku masih bimbang dengan dirimu, aku masih bimbang dengan kita yang sangat berbeda. Impian dan segala kenyataan yang ada pada dirimu adalah perbandingan yang tidak setara. Bukan aku tidak mempercayai perjuangan serta segala usaha keringatmu. Aku sangat bersyukur bisa mengenal segala perjuanganmu itu. Tetapi akankah semuanya berakhir pada yang aku harapk...

Bukan dari Sisi Lukaku

Pada beberapa kesempatan, aku benar-benar berusaha untuk tidak memandangmu dari sisi lukaku, aku tahu semuanya adalah bentuk dari sebuah alasan. Bahkan aku mengetik ini pun dengan alasan. Aku mungkin pernah mendeklarasikan luka bebat ini, tetapi itu adalah dari sisiku. Aku belajar untuk tidak menyalahkan luka yang mungkin tidak sengaja berpihak kepadaku. Apakah berusaha memperbaiki namamu itu berat? Sangat berat. Bagaimana tidak? Sumber utama jalanku hampir berhenti adalah kamu. Lalu kini dengan satu alasan saja aku harus memaksa diriku untuk menjadikan namamu adalah nama bersejarah tetapi bukan tentang luka. Tetapi ternyata aku bisa! Aku bisa berdamai dengan metamorfosis luka. Meski pada awalnya menambah luka. Pada dasarnya, semua yang kita usahakan tidak sama sekali berujung kecewa. Setidaknya kita pernah mencoba, salah? Definisi gagal yang sebenarnya terletak pada mereka yang tidak pernah mencoba, entah takut dengan hasilnya atau memang tidak mau berusaha. Aku lega sekali. Berdamai....

Karma?

Aku tau aku salah. Sangat salah. Aku mencintai yang seharusnya tidak aku lukai. Karena cintaku adalah luka dikemudian harinya. Andai kamu tau nanti, pastilah karma yang akan kamu doakan untukku. Aku akan berusaha ikhlas jika nanti aku kehilanganmu. Karena jujur, awalnya, jika kamu beranggapan bahwa aku merasakan ada rasa yang berbeda ketika bersamamu yang mana itu membuatmu bahagia, semuanya salah! Itu salah! Aku tak pernah merasakan ada suasana berbeda jika aku berada disekitarmu yang aku yakini bahwa aku memang belum mencintaimu. Hanya saja aku berusaha untuk menghargai perasaan juga perjuanganmu demi mendapatkan ruang dihatiku. Inilah kesalahanku, membiarkanmu masuk jauh kedalam dimensiku dan menetap disana. Yang mana dilain sisi, tahta dihatiku belum bisa menerima kedatanganmu sebagai penduduk sekaligus raja baru di istana surgaku. Bodoh! Aku sungguh bodoh! Harusnya dari awal aku mengatakan sejujurnya tentang rasaku yang belum ada sama sekali untukmu. Tapi mulutku memilih untuk bun...

24-12-18(a)

Bagaimana bisa aku mencintaimu? Iya kamu yang kadang memandangku pun tidak Kamu yang hanya diam ketika berdua dan menjawab seadanya ketika aku bertanya Kamu yang lebih memilih bungkam daripada harus bersenda melepas lelah atau sejenisnya Kamu yang tak pernah menganggap aku lebih dari siapapun yang sedang bersamamu kala itu, just same, it's your friend Tapi dengan tidak berdosanya aku selalu mengharapkan bahwa suatu saat nanti kamu bisa mengubah sifat dinginmu itu padaku Dengan tidak tahu dirinya aku masih menganggapmu orang spesial diantara teman"mu dan berharap kamu pun sama sepertiku yang pada kenyataannya apa? Aku bukanlah siapa" dimatamu Jika kuceritakan, akan semakin jelas luka yang tertoreh, dan itu berasal dari tanganku sendiri Aku bodoh bukan? Sudah jelas sikapmu dingin kepadaku dan aku tau itu sebagai tanda bahwa dirimu terganggu akan aku, tapi aku masih setia pada namamu Aku buta bukan? Sudah jelas kamu adalah miliknya, tapi aku tetap memandangmu seakan kamu buk...

Move Up Beeee

Sudah tidak seharusnya ada benci diantara cerita yang pernah terkisah. Kita bukan lagi bocah 7 tahun yang membenci temannya ketika mainannya direbut, atau membenci temannya ketika teman mainnya direbut. Kita sudah setengah jalan melewati bebatuan yang tersusun bernama kehidupan. Kali ini aku bukan membahas tentang hidup lagi, tetapi masa lampau. Masa yang sudah terlewati bahkan ada yang sudah tidak lagi ada dalam memori. Entah karena ada yang buruk atau memang tipe yang tidak suka mengenang hingga dengan ringan bisa begitu saja hilang dari ingatkan, masa lalu tidaklah seburuk itu. Dilupakan atau dipaksa terlupakan. Tidak akan ada jalan menuju hari ini kecuali jembatan yang disusun oleh kepingan kenangan masa lalu. Mungkin banyak air mata sehingga ketika sudah bahagia dengan otomatis dia tidak lagi menjadi topik utama. Mungkin ada sakit sehingga ketika sudah menemukan obatnya maka tidak ada antisipasi dengan pengalaman yang pernah dialami. Perlu kita ketahui bahwa masa yang benar-benar ...

This is The Moment

Sudah saatnya aku keluar, sudah waktunya aku melupakan. Sudah seharusnya memang beginilah arah takdirnya. Tidak selamanya yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Aku sungguh sangat membenarkan kalimat tersebut. Meski hatiku masih bersangsi, namun sebenarnya sudah pasti dirinya yang aku ingini. Lalu kini Tuhan menunjukkan jawabannya. Bukan iya tetapi tidak. Bersamaku dia selalu terluka, maka sudah saatnya dia bahagia. Tidak dengan cintanya yang lama, tapi dengan lembaran baru kisahnya. Aku pun sadar perbedaan mendasar antara aku dengannya, yang hampir mungkin tidak bisa untuk bersatu, bersama. Sifat yang bertolak belakang, kebiasaan yang bahkan tidak ada sedikitpun kesamaan. Maka sebenarnya penuh perbedaan ditengah kita, eh? Ditengah aku dan dia. Dulu aku memaksakan untuk bersama, kupaksa melakukan apa yang dia lakukan, menyukai apa yang dia sukai, pura-pura memang itulah yang ingin aku lakukan meski bukan dari hati. Semuanya terasa berbeda, mengganjal. Seharusnya aku bisa menjadi diriku...

Nama yang Paling Rahasia

Bumi sudah berputar berkali-kali, Bulan sudah melewati ribuan malam, matahari sudah tenggelam terbit tak terhitung, maka sudah saatnya menjalani hari dengan biasa. Jika sebelumnya kita pernah sakit karena cinta, maka hari ini harus sudah bisa menerima. Jika sebelumnya kita terlalu mencintai hingga tak mungkin kita bisa melupakan bahkan sampai hari ini, maka inilah saatnya move dari segala yang terasa berat dan mustahil. Tidak ada yang bisa melakukannya kecuali diri kita sendiri. Semuanya berawal dari kita. Maka jika kita terlalu mencintai, salahkan saja diri kita sendiri mengapa dengan mudah percaya dan menjatuhkan hati kepada sosok yang belum pasti adalah tulang rusuk kita. Maka jika kita tidak bisa menghilangkan sebuah nama dari kalbu pun salahkan saja diri kita sendiri yang tidak mau menghapusnya. Sesederhana itu aku bicara? Sesungguhnya itu bukan kalimat sederhana. Kalian mungkin akan berfikir bahwa enteng sekali aku menulis semua itu tanpa tahu bagaimana perasaan kalian sebenarnya...

6 yang ke Selasa

Pada kesekian aku menjadi ratu, tiada yang lebih menggetarkan dari 6 ke Selasa kali ini. Seakan tertampar oleh kenyataan bahwa mereka masih ada didekatku, mendekapku, membisikkan kalimat-kalimat yang teralun merdu. Sebanyak apapun aku merangkai kalimat demi kalimat paragraf demi paragraf dan lembar demi lembar, tetap tidak ada ilustrasi yang mampu melukiskan keindahan selaksa senja ini. Bayang-bayang yang pernah terlintas sebelumnya lenyap entah kemana aku tak ingin mencarinya. aku sudah cukup bahagia dengan banyak bunga yang ternyata setia menungguiku. Aku tidak ingin mengibaratkan mereka dengan bunga yang kapanpun bisa layu, aku akan menyebut mereka dengan udara yang akan selalu menjadi kebutuhanku. Udara yang baru kali ini kusadari selalu membuatku hidup, udara yang selama ini membawa tawa dalam redupku. Syukurku serta merta melangit dalam sepersekian detik tentang udaraku yang tidak pernah hilang meski transparan akan netra. Maafkan aku yang selama ini tidak menyadari akan hadirmu....

So This is About a Logic

Kita sebagai manusia cenderung selalu dekat dengan seseorang, benda, atau suatu hal yang mempunyai kesamaan dengan diri kita meski hanya satu saja, karena memang kita akan selalu merasa bahagia dengan sesuatu yang bisa membuat kita nyaman berada didekatnya, disekitarnya. Kenyamanan selalu didapatkan dari sebuah kesamaan. Sebagai contoh hobi yang sama sepak bola misalnya, maka seseorang akan merasa nyaman hanya dengan satu kesamaan tersebut. Mereka akan sangat ringan bercerita, tertawa, membahas hal seputar sepak bola, merencanakan sesuatu, bahkan melakukan sesuatu. Semuanya terasa seru karena sama-sama menyukai hal serupa. Bayangkan saja jika seseorang yang hobi dengan sepak bola berada diruangan yang sama dengan seseorang yang hobi menari, apa yang terjadi? Apakah penari mengerti semua hal tentang sepak bola begitupun sebaliknya? Belum tentu pemain bola faham juga teknik-teknik menari yang baik dan benar. Maka dari itu, perbedaan tidak selamanya bisa disatukan. Menyatukan perbedaan ya...

Bukankah Seimbang?

Sebagai gantinya, akan kusabarkan menunggumu yang entah bagaimana akhirnya. Sebelum ketetapan-Nya menjawab teka-teki perjalananmu, akan kupertahankan kesetiaanku. Kembalilah ke tempat dimana terakhir kali kamu memutuskan untuk melepaskanku jika terjadi sesuatu, aku akan tetap berdiri disana, selama Ridhallahu bersamaku. Bukan, aku bukan berharap yang tidak baik atas dirimu, aku hanya berusaha menebus kebodohanku yang telah lalu, karena tidak ada yang bisa menetapkan hati seorang manusia kecuali Allah Sang Pembolak Balik Hati. Pun jangan salah faham terhadapku, aku sama sekali tidak mendo'akan agar jalanmu berbatu, aku tetap menyelipkan doa untuk kebahagiaanmu disela-sela harapanku untuk keluargaku dan untukku sendiri. Sebagai manusia, aku hanya ingin berjaga-jaga jika ketentuan-Nya tidak selurus yang kamu dan semua orang harapkan termasuk aku. Karena kita hanyalah manusia biasa yang tidak pernah tahu bagaimana skenario-Nya bahkan rencana-Nya. Katakanlah aku seorang keras kepala, me...

Nyata Kehilanganmu

Dan pada akhirnya, namaku sudah kamu letakkan dalam catatan lelahmu mempertahankan ketidakpastianku. Sungguh, sama sekali aku tidak ingin melepaskan genggamanmu bahkan mengendurkannya, hanya saja aku yang belum kuasa mengendalikan rasa dalam berbagai situasi, serta terlambatnya rasaku mengakui ketulusanmu. Tapi inilah waktunya, memang sudah semestinya ini terjadi selambat laun waktu berjalan, karena rasamu bagaikan abu yang menggantung di udara, selama yang kamu bisa bukan kepastian yang kamu dapatkan, melainkan luka, luka dan luka. Sungguh banyak luka yang kamu sembunyikan lalu perlahan kamu maafkan, tiada pun yang tahu kecuali dirimu dan Tuhanmu. Itulah dirimu dimataku, sosok tulus yang memiliki segala sesuatu luar biasa. sosok tulus yang selalu menghormati setiap langkahku, mempertahankan senyumanku, dan mati-matian menjaga hati untukku. Aku tidak pernah bertemu dengan seorangpun yang bisa bersisian dibandingkan denganmu. Namun sungguh disayangkan, kehadiranmu memang kurasakan, kesu...

That's Your Friend

Sekali lagi tabahkan hatimu Lindungi sabarmu Dekap ikhlasmu Mereka adalah temanmu mengarungi duniamu Jangan lepaskan agar kehancuran tidak mudah menyerangmu Hai insan yang sebenarnya tidak ingin rapuh terlalu dini Apa kabar dengan teman-temanmu diatas tadi? Adakah masih mereka semua menemani? Atau sudah lama pergi? Kamu boleh egois dengan keadaanmu yang menurutmu sudah tak lagi berwarna Tidak ada salahnya juga bersikap acuh kepada sesama Karena duniamu tidaklah melulu tentang mereka yang hanya pandai membaca Pun kamu tidak akan rugi jika hanya diam menikmati lara Hidupmu pilihanmu Anggap saja mereka semua angin lalu Baiknya fokus saja pada jalanmu Jalan yang sudah pasti berliku nan berbatu Aku tidak menyuruhmu menjadi diri yang angkuh hingga tidak peduli dengan orang-orang yang sesungguhnya menyayangimu Aku hanya memberikan bocoran tentang rintanganmu didalam labirin hidupmu Karena aku pernah menjadi kamu, hanya saja dimensiku berbeda, bukan...

You're Not Alone

Pernah merasa dikhianati orang-orang tersayang? Pernah merasa ada di posisi gak ada yang peduliin? Pernah merasa bahwa semua orang di sekeliling kita menjauhi kita? Membenci kita? Jika pernah, aku hanya ingin bercerita bahwa kamu tidaklah sendiri, suatu saat keadaan akan berubah. Ketika semua orang tidak lagi menjadi dirinya yang kita kenal, mungkin mereka hanya jengkel dengan sikap kita terhadapnya. Mereka tidak di posisi kita dan kita tidak di posisi mereka. Kita sama-sama menempati posisi kita masing-masing, didalam zona kita masing-masing Ingin menangis? Luapkan saja, air matamu tidak membuatmu lemah. Kamu tidak akan sakit seketika luruhnya air matamu. Dunia tidak akan menertawakanmu seberapapun keras tangisanmu. Karena semesta tahu apa yang telah terjadi padamu, bagaimana perihal hatimu Jika memang bungkam adalah jalan pilihanmu, itu hakmu. Menurutmu semua orang tidak pernah mengertimu, bukan? Lalu mau bagaimana lagi jika bukan diam yang kita lakukan? Ingin berteriak memin...

About You and My Silent (Poetry)

Kala sunyi aku berjalan sendiri Sekelebat bayang secepat kilat seakan menari menghampiri lalu pergi Sedetik berlalu kudengar suara menginterupsi Siapa dia? Kanan kiri kutoleh mencari Lalu sayup-sayup seseorang berjalan kemari Semakin jelas menapak bumi hingga dapat kukenali Dia, berjalan tegap kearahku dengan pasti Mataku menangkap sebuah gerakan melambai dengan senyum lebar ceria wajah berseri Aku diam tak berkutik barang sedetikpun menanggapi Kenapa? Ada apa wahai hati? Rasa ini, Debaran apa yang sedang mendera jantung tak mau berhenti? Ketika seharusnya aku membalas sapa tak kalah riang menampakkan deretan gigi, Mengapa sulit sekali tanganku bergerak bahkan sekedar melambai? Lidahku kelu, apa yang sebenarnya terjadi? Detik demi detik waktu berjalan Menjadi menit, jam, yang mengalun dalam irama kehidupan Siapakah tahu ketetapan hati dalam iman?  Derit waktu yang telah mengubah perasaan Dari kosong menjadi penuh kejutan Kejutan?  Ya, hati yang semula te...

Sekali Saja Bicara (Poetry)

Sosokmu yang telah hilang kini kembali Meski hanya bayangmu namun rasa masih kumiliki Aku tak pernah tahu mengapa anganku hanya tentangmu lagi dan lagi Meski pada kenyataannya kamu sudahlah lama pergi Tolong sekali ini saja Ajari aku seperti kamu yang dengan mudah mengacuhkanku seperti sedia kala Jelaskan padaku cara melupakan yang paling sempurna Hingga aku tak lagi terhantui oleh sosokmu yang manis tertawa Aku ingin jujur, meski tak berarti apapun ketika kalimat ini kau baca Hingga kini rasaku masih tetap sama Hatiku masihlah hati yang tidak bosan menyimpan namamu saja Meski aku pernah sesekali sadar bahwa cintamu hanyalah fatamorgana Namun seakan tak melihat apapun aku tetap berdiri disamping rasaku yang mungkin tak menua Masih kuingat jelas ketika sapamu riang gembira Masih terlihat jelas bagaimana gelakmu kala tertawa Masih tertawan indah hal-hal kecil yang kamu lakukan ketika bersama hingga membuatku sangat bahagia Semua terekam jelas bagai kaset rusak yang ber...

Because This Heart

Karena hatiku adalah awan Yang selalu putih dan kembali diesok hari meski melewati banyak kegelapan Karena hatiku adalah lautan Yang selalu penuh oleh air ketenangan meski banyak ombak memecahbelahkan Karena hatiku adalah udara Yang selalu bisa hidup sendiri bahkan menghidupi yang sudah mati Karena hatiku adalah langit Yang selalu luas meski dilihat dari sudut dunia manapun Karena hatiku adalah hati yang tegar Ketika hati telah berhasil melewati beribu malam dengan luka Ketika hati mampu membereskan sendiri serpihan-serpihannya yang berantakan Ketika hati sudah melewati padamnya sinar yang pernah benderang Dia tetap bangkit, dan harus tetap bangkit Sakit dan luka yang pernah dirasa bagai petir yang hanya pada musim hujan saja Karena masih ada musim semi, musim salju, dan musim indah yang lainnya Meski pernah terbakar dan rapuh oleh harapan Setidaknya dia pernah berkawan dengan kebahagiaan, sebelum semuanya menjadi gelap dan hilang Memang sudah seharusnya sadar, bahwa m...

Seperti pelangimu

Hujan malam dan pelangi, setidaknya begitulah aku menyebutnya. Dia kadang seperti pelangi, berwarna warni, indah dengan ciri khasnya sendiri yang tidak dimiliki oleh lainnya. Pelangi, yang menyebarkan warna warni untuk orang" di sekelilingnya. Pelangi yang bisa mengubah air mata menjadi tawa, pelangi yang bisa mengubah muka masam menjadi ceria, pelangi yang bisa mengubah mendung menjadi awan putih. Tapi kadang dia seperti hujan malam, begitu dingin dan menusuk. Dia seakan lupa bahwa sebelumnya dia adalah pelangi. Dia seakan lupa bahwa sebelumnya dia adalah warna warni, indah dan selalu berseri. Hujan malam, yang bisa menyebabkan demam, yang bisa membuat menggigil kedinginan, yang bisa membuat kecewa berkepanjangan. Ya, kadang aku kecewa, kenapa setelah pelangi harus ada hujan malam, mungkin jawabannya adalah karena pelangi terjadi sebelum malam. Memang tidaklah salah, karena disini akulah yang salah, telah terlalu berharap agar malam setelah datang pelangi tak pernah datang hujan ...